Thursday, April 29, 2010

Berangkat ke Puncak Kabupaten Pinrang

Hari Kamis Ayah dari Wakasek Humas sekolah saya  Ricky Yohannes,  meninggal, kemudian Kepala Sekolah memerintahkan guru yang tidak punya Jam  Mengajar pada hari itu untuk berangkat melayat, sayapun bersama kepala sekolah dan 6 orang teman beserta keluarga masing-masing berangkat dari Sekolah Jam 8.00 WIB, Tempat yang hendak kami tuju adalah Desa Suppirang, yang ternyata untuk mencapainya harus keluar Propinsi dulu ke Sulawesi Barat. Gambar dibawah ini adalah tempat yang hendak kami tuju

Sebenarnya saya sudah yakin bahwa untuk mencapai tempat tersebut memerlukan waktu dan tenaga yang luar biasa tapi karena Pak Ricky sahabat erat saya maka mau tidak mau saya pun ikut. rute Pertama kami melalui sisi gunung dengan ketinggian 2.500 M dari permukaan laut meski jalannya berkelok-kelok tapi masih agak mendingan karena, jalanan masih di aspal, tetapi ngeri juga naik motor dengan jalan yang ters mendaki dengan jurang di kiri dan kanan. Di sebuah tempat yang agak rata kami memutuskan untuk istirahat sekaligus berfoto , karena rasanya mesin motor kami sudah kepanasan

ini adalah bentuk jalanan  yang harus kami lewati selama 2 jam dengan sisi gunung yang rawan longsor serta jurang pada sisi lainnya

Karena ketinggian tempat ini maka laut bisa kami lihat  sekeliling Kab. Polman Propinsi Sulawesi Barat, Setelah 2 jam menyusuri sela-sela gunung maka kami harus melalui rute baru yaitu rute jalanan berlumpur dan tentu saja dengan tanjakan, disinilah bebrapa dari teman merasakan mencium bumi alias terjatuh, karena lahan yang susahnya mengalahkan medan balapan off roader, jalanan berlumpur sejauh 10 km kami lewati selamat 1 jam lebih karena begitu sulitnya medan tersebut
Dirute inilah saya hampir menyerah rasanya kekuatan saya sudah habis, motor tidak bisa dikendarai karena kedalaman lumpur, saya rasanya hendak berhenti disitu dirumah penduduk dan menunggu teman pulang, tapi ya sudah kepalang basah dengan sisa tenaga yang ada perjalanpun saya lanjutkan dan akhirnya kami sampai di Desa suppirang rasanya rasanya kembali semangat kami, apalagi dengan suguhan keindahan alam yang begitu asri dan rasanya betul-betul terputus dari dunia luar

Ketika sampai di sawah terasering  atau sengkedang di atas,  kami telah sampai di Suppirang, dan lega hati saya karena napas saya sudah hampir,  habis, butuh istirahat  dan tidur, namun ternyata perjalanan belum berakhir , karena kami harus menyimpan motor dan berjalan ke atas gunung melalui pendakian dan jembatan gantung , aduh persendian saya terasa pingin copot semua, tapi karena ejekan teman-teman cewek yang semuanya kelihatan masih segar akhirnya sayapun ikut melanjutkan perjalan melalui jembatan gantung dan mendaki gunung  sejauh 4 KM , saya tidak yakin apakah saya masih sadar setelah sampai digunung tersebut
ini adalah jembatan yang harus kami seberangi lalu mendaki sejauh 4 km seperti gambar dibawah ini

inilah kedua wanita tangguh itu ibu Nuridah dan Ibu Kartini bahkan untuk mengikutinya pun saya tak sanggup agar bisa mendahuluinya saya teriak saja "eih berfoto dulu bu akhirnya mereka berhenti dan saya naik ke atas untuk mengambil gambar mereka
Ya demikianlah kami akhirnya sampai ditempat upacara namun saya tidak ingat apa-apa lagi saya langsung tertidur sesampai disana kalau tidak bisa dibilang pinsan, upacara kematian terlewatka padahal upacaranya mirip dengan Tana Toraja karena daerah ini masih serumpun sukunya dengan Toraja, Postingan ini saya posting mulai jam 4 subuh dari puncak pinrang, yang anehnya ada signal disini jadi dengan modal laptop pak Ricky dan HP saya sulap jadi Modem  jadilah postingan ini meski makan waktu 3 jam baru bisa mengupload semua foto diatas, mungkin upacaranya akan saya posting dikesempatan yang akan datang,

Blog Archive