Adalah sesuatu yang mengherankan saat Pancasila kita sepakati sebagai sumber nilai dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi semua penyimpangan tersebut masih bisa terjadi hanya karena masalah yang kecil dan sepele. Apa yang harus kita lakukan agar kedamaian hidup serta perilaku luhur anak bangsa bersemi kembali di persada Nusantara. Marilah mulai dari diri sendiri memperbaiki tingkah laku dan moral kita dan juga melakukan langkah-langkah dibawah ini:
1. Berpegang Teguh Pada Norma-norma Agama dan Sosial
2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
3. Memperkuat Nasionalisme (Kesadaran Nasional).
Terakhir ijnkanlah saya mengutip satu syair pedalangan milik (Ki Piet Asmara Mojokerto) yang berisi nilai luhur budaya bangsa
Swuh rep data pitana,
Rep swuh rep, rep swuh rep saking karsaningsun,
Sekar kawi kang sinawung,
Kinarya resmining kidung,
Binarung swaraning gending Gandakusuma munya,
Kekanthening Budaya, ing nguni Budaya iku tanama,
Anane Budaya iku saking Negara,
Dhawuhe andika wali,
Kang sinawung mring pra pujangga Jawi,
Kinarya tepa tuladha,
Karo dene para janma sujana,
Lan swartane budi kang wus uning,
Ginane krawitan angiringi Budaya,
Ana gambaran ……….,
Mirip rupa warna jalma mengku sastra kang sunandhi,
Kedhik janma ingkang udani,
Manawa tan parameng kawi,
Lungguh panggung nyawang gegambaran,
Gegambaraning agesang,
Manungsa kang ana madyapada,
Aja kate darbe tindak ala,
Ngudia mring kautaman,
Dimen manggih kayuwanan.
yang artinya :
Dari suasana sepi, suwung, sunyi (awung-awung), kemudian
ada cerita,
Sunyi karena kehendakku,
Sekar (tembang) kawi yang menyertai,
Sebagai kidung resmi (sejati = suci),
Bersama suara gending Gondokusuma,
Sebagai bagian kebudayaan yang dulu tak ada,
Kalau ada berasal dari Negara,
Atas perintah para wali,
Yang direstui oleh para pujangga Jawa,
Sebagai suri teladan (contoh),
Bersama para cerdik-pandai,
Serta para budiman bijak,
(bahwa) fungsi gamelan sebagai pengiring seni Budaya,
Yang berujud gambaran,
Seperti wujud manusia ini mengandung sastra terselubung,
Sedikit orang yang mengerti/mengetahui,
Jika bukan ahli kawi (Budayawan),
Duduk di panggung mengamati gambaran,
Yaitu gambaran hidup dan kehidupan,
Manusia yang berada di dunia,
Jangan sampai berperilaku jahat,
Biarlah belajar tentang kebaikan/kesucian,
Agar mendapatkan keselamatan.