Kisah ini kutulis berdasarkan kisah nyata dan maksudnya hendak di ikutkan dalam kontes blog Berbagi Kisah Sejati yang diselenggarakan oleh Blog Belajar dan Berukhuwah dan di sponsori oleh http://denaihati.com
Aku tinggal di di sebuah daerah multi etnis, dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya masih rendah, dimana hampir semua remaja usia sekolah memilih hidup sebagai pengangguran , anak yang bersekolah bisa dihitung dengan jari , karena banyaknya anak diatas usia 12 tahun yang tidak bersekolah maka akhirnya mereka membentuk sebuah perkumpulan yang diberi nama Bamtol (bambong total = pengangguran total ).
Bisa ditebak karena tidak punya pekerjaan dan tidak bersekolah, maka pekerjaan mereka sehari-hari hanya , begadang sambil mabuk-mabukan, dan kalau punya sedikit uang , maka mereka biasanya akan kumpul ditempat tersembunyi untuk berjudi. Karena adanya perkumpulan semacam itu maka remaja diwilayah lain merasa tidak aman, maka untuk menandingi sekaligus sebagai alat perlindungan dari kelompok lain maka , remaja dari wilayah lainpun membuat kelompok tandingan, maka muncullah, GENESIS (generasi Emisaelan Sinting), Plogel (Penghuni Lorong Gelap), PPS (Penguasa Pasar Sentral). Aku tidak akan membahas intrik atau bentrokan antara masing-masing kelompok tersebut, hanya akan kutuliskan kisah sejati dari salah seorang pentolan Bamtol yang tinggal di samping rumah aku.
Kadir, nama itu adalah nama yang sempat menggegerkan lingkungan kami, tukang onar, mabuk-mabukan dan persoalan tebas dan tikam adalah hal yang sudah biasa ia lakukan, biasanya setelah melakukan aksi kriminal maka ia akan menghilang 2 atau 3 bulan lalu muncul kembali . Namun tidak hanya jago soal kekerasan, soal cewekpun dia ahli , hampir setiap bulan ia berganti pacar, entah wanita itu melihat dari sisi apa sehingga bisa tertarik dengan si Kadir.
Pada malam itu pada saat malam idul fitri tahun 2000, keberuntungan rupanya sedang tidak berpihak padanya, ketika ia sedang berjalan menuju ke pasar sentral , tiba-tiba ia dihadang 4 orang dengan bersenjata balok dan stik baseball, tanpa banyak tanya ke 4 orang tersebut langsung menghujaninya dengan pukulan, semula ia bisa bertahan dan melawan dengan sekuat tenaga, namun karena jumlah yang tidak berimbang maka ia mulai terdesak, satu persatu pukulan balok itu mendarat di Kepalanya , lalu larilah ia dengan kepala yang terluka, ke empat orang itu mengejar namun karena tidak tahu jalan maka mereka kehilangan jejak, sementara Kadir yang sudah sempoyongan dengan darah yang mengucur dari kepala akhirnya jatuh pinsan di depan sebuah rumah kecil, rumah yang tepat berada di samping rumah saya. Pintu rumah itu terbuka lalu keluar seorang gadis ,yang sekilas agak ketakutan melihat seorang lelaki berlumuran darah sedang pinsan di depan rumahnya, namun setelah mengenali orang tersebut ia segera memanggil ibunya “ bu tolong bantu saya, angkat si Kadir ini kedalam rumah, lalu ibunya beserta Azis adik bungsunya keluar dan segera mengangkat, sang korban ke dalam rumah.
Ya demikianlah peristiwa yang mengawali perkenalan Kadir sang berandalan dengan Nurizah gadis tetanggaku, gadis manis yang selalu sakit-sakitan dan kurang mampu. Kadir dirawat oleh Nurizah selama satu malam, ia merawat membersihkan darah dan membalut sendiri luka dikepala Kadir, sebenarnya ibu Nurizah menyarankan agar sang korban dibawa ke Dokter namun karena mereka adalah orang yang kekurangan maka niat itu diurungkan. Esoknya Kadir mulai sadar dan ibu Nurizah sendiri sudah menghubungi keluarga Kadir, lalu ayah kadir pun datang menjemput.
Sejak peristiwa itu Kadir Rajin berkunjung ke rumah Nurizah, mulanya ibu Nurizah agak keberatan karena track record Kadir, tetapi karena Nurizah selalu meyakinkan bahwa semua orang bisa bertobat, maka akhirnya ibunya pun tidak keberatan kalau Nurizah bertemu dengan Kadir. Entah darimana cinta itu akhirnya muncul, Kadir seolah tidak perduli dengan ejekan semua temannya, “eh dir cewek kamu kan cantik-cantik semua kok bisa-bisanya kamu suka dengan gadis sakit-sakitan itu”. Namun Kadir tidak perduli lagi, ia tahu begitu putih dan tulus hati Nurizah, Maka ketika ia diminta untuk berhenti mabuk, kumpul-kumpul dengan teman, Kadir dengan rela meninggalkan , memang butuh proses tidak bisa instan, ia mulai berhenti minum, lalu dengan halus iapun menampik ajakan teman-temannya untuk begadang atau berjudi , cinta Nurizah betul-betul telah merubahnya menjadi orang baru, seperti kupu-kupu yang keluar dari kepompong. Tepat tiga hari setelah Lebaran haji Kadir betul-betul telah merasa menjadi orang benar dan dengan niat mantap iapun melamar Nurizah. Dan akhirnya mereka pun menikah.
Cinta itu betul-betul ada, iya merubah Kadir menjadi murah senyum, rajin ke pasar untuk menjual ikan, rajin ke mesjid dan sabar, ya ia betul-betul sabar mengurus Nurizah setiap ia sakit, ia pun selalu bersabar , setia menunggu dan berdoa kepada Tuhan meski istrinya sudah keguguran tiga kali, dan mereka belum punya keturunan meski sudah berumah tangga selama 10 tahun. Ia marah besar ketika Nurizah sakit keras 3 minggu lalu, ia marah karena Nurizah membisikkan sesuatu ke telinganya “Deng cari saja pengganti aku ya , yang bisa memberi keturunan dan tidak mempunyai kelainan jantung bawaan seperti aku”. “Tidak Zah tidak akan ada lagi wanita yang bisa kucintai selain engkau”. Nurizah menderita strock dan separuh tubuhnya lumpuh, Kadir dengan telaten mengurus istrinya,, mengangkat ke WC untuk mandi atau BAB, dan juga telaten menyuapi sang istri saat makan. Dan kemarin ketika suplai darah ke otak Nurizah akhirnya berhenti karena jantungnya betul-betul telah berhenti maka pecahlah tangis Kadir. Tangisannya begitu menyayat hati, akupun menangis melihat seorang mantan jagoan kampung begitu bersedih karena cintanya yang begitu mendalam kepada istrinya.
Tidurlah dalam damai Nurizah Gadis manis tetanggaku, semoga perbuatanmu merubah seorang pendosa menjadi seorang yang taat akan menjadi amal jariyah . Amin. Biarlah aku ikut menangis untuk melihat kesucian cinta kalian, dan tulisan ini menjadi saksinya.