Temperatur udara di kota saya akhir-akhir ini begitu panas, akhirnya saya jadi malas langsung pulang kerumah sepulang sekolah biasanya saya tiduran dulu dikantor, kalau tidurnya lagi pulas karena kelelahan biasa bangunnya pukul 16,00 atau biasa juga pukul 17,00 wah bangun karena perut melilit belum makan siang , tetapi pernah juga bangun karena di tegur oleh orang tua yang nggak tahu asalnya darimana (hiii jadi ngeri kalau ingat waktu itu).
Seperti kemarin saya pulang tepat pukul 16,00 ( wah bisa telat lagi deh online) , ditengah jalan perut bunyi rupanya naga dalam perut ikutan demo minta diberi makan (hi hi ) terpaksa singgah di warteg langganan saya , saya suka sebuah warung brebes karena pemiliknya teman Facebook saya dan setelah beberapa hari kenalan saya berhasil mengajaknya untuk membuat blog juga meski blognya belum punya artikel sekarang, tapi saya yakin akan segera ada isinya karena denmaz ombe sebenarnya kreatif di dalam dunia FB, semoga saja kreativitas itu bisa dituangkan di blog,
Nah bukan ayam bakar yang jadi perhatian saya tapi lagu yang saya dengar dari Radio saat sedang makan sebuah lagu yang sering di nyanyikan oleh Alm Ibu waktu kami anak anak. Lagu jadul banget yang mengandung banyak petuah di dalamnya
Setelah sampai di rumah browsing kesana kemari ternyata lagu ini dari Malaysia, Penyanyinya Adibah Noor Ikan di laut asam di gunung, saya tak suka dengar lagu ini , saya hanya suka dan rindu ketika Alm ibu menyanyikan apalagi dalam baitnya banyak Nasehat yang berkenan dengan keadaan sekarang
ya hatilah pusat segalanya , kalau hati selalu was-was dan tiada rasa bersyukur, maka bagaimanapun indahnya hidup kita akan selalu merasa tak cukup dan tiada ketentraman dan selalu memandang hidup ini dengan rasa pesismisKalau hati tidak tertahan , di dalam air badan berpeluh
Kalau tidak ingin mendapatkan resiko , jangan coba-coba bermain api dan mendekati hal-hal yang dilarang jauhiKalau takut di lambung ombak, jangan berumah di tepi pantai
Mother I miss you So Much, Satu tahun lebih ibu meninggalkan kami