Entah mengapa ditelinga saya sekarang terngiang terus lagu ibu pertiwi
kulihat ibu pertiwi
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang
sedang bersusah hati
air matamu berlinang
mas intanmu terkenang
hutan gunung sawah lautan
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
simpanan kekayaan
kini ibu sedang susah
merintih dan berdoa
lagu ini semestinya hanya cocok untuk masa-masa revolusi dan perjuangan merebut kemerdekaan dulu, dimana ketika itu penjajah mencengkeram, mengeruk hasil bumi dan membunuhi anak negeri, sehingga untuk membuat ibu pertiwi tersenyum kala itu, para pahlawan rela berkorban apa saja agar bangsa dan bumi pertiwi bisa lepas dari penjajahan.
Tetapi sekarang ketika ibu pertiwi semestinya telah tersenyum dan berbahagia selamanya, ketika sang waktu berjalan, dentum meriam tidak lagi bergema, bau mesiu dan api revolusi telah hilang, maka seharusnya kita bisa merasakan senyuman itu, tetapi apa yang terjadi, setiap hari negeri ini penuh dengan intrik, kekerasan, penghancuran dan anarki yang tidak tahu atas dasar apa, apakah untuk mengekpressikan sesuatu harus dengan jalan seperti itu.
tidak bisakan dalam sehari saja ibu pertiwi merasakan seperti lagu negeri di awan
kau mainkan untukku sebuah lagu tentang negeri di awan
dimana kedamaian menjadi istananya dan kini kau bawa aku
menuju kesana
Damai dibumi, damai dihati, mari buat ibu pertiwi tersenyum