Monday, March 29, 2010

TPR untuk menanamkan kebiasaan kerja mandiri yang menyenangkan


Terlalu sering anak-anak dan guru mengalami ketidakpuasan dan kekecewaan dalam proses pendidikan. Guru  merasa frustasi karena usaha mereka untuk membantu anak-anak mereka tidak berhasil. Bagaimana guru dapat membantu anak-anak mereka menjadi sukses dan menemukan kebahagiaan dalam belajar? guru dapat membantu anak-anak mereka agar bahagia  di sekolah, dan dalam hidup, dengan memiliki harapan yang realistis dari kemampuan anak-anak mereka dan dengan membantu mereka mengembangkan kebiasaan kerja secara mandiri

Pengalaman saya mengajarkan kosa kata baru disekolah  pada anak siswa baru.  Hampir semua anak gelisah rasanya mereka ingin melompat keluar dari kursi, berlari ke lapangan dan bermain basket. Pikirannya tertuju pada apa saja dan segala sesuatu tetapi tidak kearah pelajaran. saya kehilangan kesabaran. Lagi pula saya harus mempersiapkan pelajaran di kelas lain . Bagaimana agar saya lebih berhasil menarik perhatian siswa di sekolah,  itu memerlukan pemahaman mengenai perkembangan kemampuan anak.Lalu saya bertanya pada diri sendiri mengapa siswa tidak tertarik untuk mempelajari kata baru, apakah karena situasi yang kurang mendukung dan kurang  nyaman bagi siswa ?.

Hal sangat umum bagi Guru untuk mengharapkan seorang anak untuk tetap tenang dan diam selama kegiatan belajar, tetapi penelitian telah membuktikan bahwa otak berfungsi lebih baik ketika ada gerakan dalam proses pembelajaran. Sebagian besar anak-anak perlu bergerak setiap lima belas menit atau lebih agar dapat berkonsentrasi. Membuat gerakan bagian dari kegiatan ini adalah cara yang bagus untuk merangsang pembelajaran yang optimal dan juga minat dan kegembiraan dalam belajar.

Jadi saya putuskan untuk memasukkan aktivitas gerakan ke dalam pelajaran dan juga telah berupaya untuk memanfaatkan bakat alami setiap untuk bertanya dan memasukkan unsur game dengan metode TPR (Total Physical Response) dalam kegiatan . Hasilnya Siswa tidak hanya merasa senang mempraktikkan setiap kata, ia juga akan belajar  lebih cepat dan Saya akan memiliki waktu yang baik juga. Sebagai contoh, saya meninggalkan potongan-potongan puzzle di berbagai tempat di sekitar ruangan dan setiap kali seorang siswa menulis ejaan yang benar dari sebuah kata, ia akan diizinkan untuk mendapatkan bagian dari teka-teki. Ketika semua dari potongan-potongan itu dikumpulkan, ia bisa membuat teka-teki bersama-sama. Dengan menggabungkan gerakan dalam aktivitas. Langkah berikutnya memberikan reward sesekali pada saat siswa berhasil mengerjakan tugas

Mengembangkan kebiasaan kerja mandiri  memungkinkan anak merasa seperti pelajar yang sukses. Perasaan sukses mendorong lebih fokus dan komitmen. Guru dapat membantu anak-anak mereka  dengan menyatakan kepercayaan pada kemampuan anak mereka untuk berhasil. Anak-anak yang didorong untuk percaya kesuksesan adalah jauh lebih mungkin untuk bertahan saat keadaan menjadi sulit. Mereka tidak menjadi kecewa dan kehilangan perhatian. Mereka memahami kontrol yang mereka miliki dalam pengalaman pendidikan mereka.

Salah satu aspek dari kebiasaan kerja mandiri adalah keterampilan manajemen waktu yang baik. Membantu anak-anak mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang kuat  akan meningkatkan nilai-nilai mereka dan memberi mereka kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman-teman mereka. .

Blog Archive