Sejak 6 tahun ini saya mengajar di sebuah daerah terpencil, awal-awalnya saya selalu merasa tidak beruntung , akibatnya saya banyak mengeluh karena kelelahan, apalagi melihat teman-teman seangkatan aku yang hampir sebagian besar sudah mutasi ke kota , bahkan ada yang baru bertugas selama satu tahun sudah mutasi juga.
Tapi orang bijak mengatakan ambillah hikmah dari sebuah hal atau peristiwa, dan ternyata berkat tugas di daerah terpencil , aku dapat banyak hal , pelatihan yang hampir tiap bulan , kemudian mendapatkan fasilitas IT yang lengkap dan yang paling membahagiakan saya dapat membagi pengetahuan yang saya dapat dari pelatihan dengan guru - guru daerah terpencil lainnya.
Ketika Pelatihan kemarin di Makassar , akhirnya aku merasa Sekolah Aku bukanlah daerah terpencil karena masih bisa dijangkau dengan kendaraan beroda empat, jika aku bandingkan dengan pak Ikhsan guru asal Kab. Pangkep yang tempat tugasnya di pulau yang ternyata lebih dekat ke Bali atau Nusa Tenggara atau pak Rasmen asal Luwu Utara yang untuk menjangkau sekolahnya dari ibukota kecamatan harus naik ojek dengan biaya 500 ribu , wah sekolah saya sih cuma perlu 1 jam dari ibukota kabupaten , kalau mereka perlu dua hari perjalanan dan mereka dengan ikhlas menjalani meski beberapa dari mereka masih berstatus honorer.
Dan Kemarin di inbox FB aku ada dua pesan masuk dari Pak Ikhsan katanya, Bapak sudah sampai ya di rumah , wah senang tuh bisa secepatnya melatih teman-teman yang lain, kami masih di Makassar masih menunggu kapal yang akan berangkat ke Pulau , sudah 2 hari cuaca laut tidak mendukung dan tidak ada kapal yang berani melaut, maklum kapal yang kami tumpangi cuma kapal kayu yang bisa oleng jika kena ombak tinggi.
Aku semakin bersyukur dan sekaligus merasa malu, selama ini aku sering mengeluh karena jarak sekolah aku
yang begitu jauh, ternyata itu belum seujung kuku jika dibandingkan dengan teman-teman lain yang betul-betul mengabdi dengan ikhlas di pulau-pulau atau jauh didalam hutan seperti di Luwu utara.
Ampunkan aku Ya Allah yang terlalu banyak mengeluh