Monday, October 25, 2010

Mendidik anak dengan Metode Pembiasaan sejak Kecil

 
Seorang bayi adalah ibarat kaset kosong yang siap digunakan untuk merekam apa saja. Dia bisa digunakan untuk merekam dan menyimpan cacian, umpatan, makian, kemarahan ataupun hal buruk lainnya. Pun demikian bisa kita gunakan untuk merekam kata-kata indah penuh kelembutan, perkataan-perkataan bijak penuh hikmah, senandung kesyukuran, lantunan kalam suci illahi dan hal-hal bermanfaat dan terpuji lainnya. 

Semua itu tergantung pada kita sebagai pihak yang bertugas memberikan hal-hal yang hendak dia rekam. Kitalah sekolah pertama bagi mereka. Seorang anak sendiri dalam proses tumbuh dan kembangnya akan melalui beberapa tahapan pendidikan. Hingga usia 5 tahun, paling tidak seorang anak akan melewati tahapan pendidikan pembiasaan, pengenalan hukum, pengenalan disiplin dan membangun pemahaman dasar dengan pendekatan yang bergerak dari yang bersifat konkret ke abstrak, dari aqidah ke pengenalan hukum dan konstitusi , dari hal-hal pokok ke detil/cabang. 

Diantara pembiasaan yang kita bisa lakukan sejak dini adalah terbiasa disiplin dan mematuhi peraturan sekolah,  terbiasa senyum ramah pada orang,  dan kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas keseharian kita. Untuk bisa melakukannya memang mengharuskan kita sebagai orang tua atau guru  harus bisa menjadi teladan pertama dan utama bagi anak. Jadi jika ingin membiasakan siswa kita taat aturan  maka kita pertama harus lebih dulu taat aturan . Yang perlu diingat oleh kita selaku orang tua guru pada waktu melakukan proses pembiasaan ini adalah kedisiplinan atau Ketelatenan. Jangan kadang dilakukan, tapi kadang tidak. Hal itu akan mempersulit kita meraih keberhasilan. 

Kalau kita displin , rasa sulit atau berat hanya akan kita rasakan di awal-awal kita memulai kebiasaan baru tersebut saja, berikutnya akan mengalir dengan jauh lebih mudah. Terkadang, diantara alasan  para orang tua atau guru  kurang bisa disiplin melakukan pembiasaan tersebut adalah rasa malas, merasa tidak ada manfaatnya karena saat itu anak kita belum displin atau masih sering melanggar peraturan di rumah atau sekolah , merasa masih cukup memiliki waktu untuk melakukannya di lain waktu, menunggu anak atau siswa kita lebih besar dan pintar dulu dan beberapa alasan lain yang mungkin lebih karena ketidaktahuan kita akan potensi daya ingat dan juga dengan prinsip ala bisa karena biasa. Maka lihatlah, ketika kita  selalu membiasakan anak atau siswa untuk taat dan disilin pada peraturan  sejak dini  maka ketika ia dewasa , ia akan tumbuh menjadi anak atau siswa  yang sadar  serta taat kepada aturan 

Blog Archive